Teaching at
the right level adalah
proses intervensi yang harus dilakukan guru dengan memberikan masukan
pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk menjembatani perbedaan yang
ditemukan. Teaching at the Right Level (TaRL) Merupakan sebuah pendekatan
belajar yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik.
Teaching at
the Right Level (TaRL) yang memungkinkan anak-anak memperoleh keterampilan
dasar, seperti membaca dan berhitung dengan cepat.
Tanpa
memandang usia atau kelas, pengajaran dimulai pada tingkat anak. Inilah yang
dimaksud dengan “Mengajar pada Tingkat yang Benar”.
Fokusnya
adalah membantu anak-anak dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri,
serta keterampilan berhitung sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Pendekatan
pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkatan kelas dimana Pembelajaran dibuat
dan disesuaikan dengan capaian, tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik,
untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan.
PPG Prajabatan adalah program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan bagi lulusan Sarjana maupun Diploma IV, baik dari kependidikan maupun nonkependidikan bagi calon guru untuk mendapatkan Sertifikat Pendidik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Saya akan memberikan contoh apa saja tugas pada saat saya mengikuti PPG Prajabatan di UNP Tahun 2022
Di Jepang, sejak kurang lebih 20 tahun lalu, telah dikembangkan suatu cara
sistematis yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kebiasaan
tersebut tergambar sebagai berikut. Seorang guru yang mempunyai inovasi
pembelajaran, seperti strategi, metode, media, atau sumber belajar yang baru, akan
”membuka” kelasnya, mengundang beberapa guru lain (sejawat) untuk menyampaikan
idenya. Beberapa guru tersebut selanjutnya mengembangkan persiapan pembelajaran
yang baik untuk mengimplementasi ide guru tersebut. Selanjutnya guru tersebut
melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang telah
dikembangkan, sementara guru yang lain mengamati proses pembelajaran. Segera
setelah kelas berakhir, sekelompok guru tersebut berdikusi terkait praktik
pembelajaran yang telah dilakukan dan mereka amati. Diskusi dimaksudkan untuk
menemukan sisi lebih dan kurang sebagai dasar untuk mengembangkan pembelajaran
berikutnya.
Apa yang dilakukan sekelompok guru tersebut adalah proses lesson study. Apa
yang dimaksud dengan lesson study?
Menurut Dannis Sparks (1999), lesson study
adalah suatu proses kolaboratif dimana sekelompok guru mengidentifikasi masalahmasalah pembelajaran, merencakan suatu perbaikan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran (salah satu guru dalam kelompok guru mengajarkannya, sementara guru
lain sebagai pengamat), mengevaluasi dan merevisi pembelajarannya, mengajarkan
pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi, dan berbagi (menyebarluaskan) hasilnya kepada guru-guru lain.
Langkah Langkah Lesson Study :
Pelaksanaan
Lesson Study ditekankan pada 3 tahap yaitu Plan (merencanakan atau
merancang), Do (melaksanakan), dan See (mengamati, dan sesudah itu
merefleksikan hasil pengamatan)
Berikut lesson study yang sudah pernah saya lakukan
Selamat Datang di blog ini, tak kenal maka tak sayang
Perkenalkan nama saya Citra Wulansari, saya adalah seorang guru SMP di sebuah kota kecil di sumatera barat. Saya membuat blog ini beralasan untuk berbagi ilmu mengenai dunia pembelajaran.
Behaviorisme adalah teori pembelajaran yang didasarkan
pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan
lingkungan. Menurut teori belajar
tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dikatakan sudah mengalami
proses belajar jika telah mampu bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus yang berupa proses dan materi pembelajaran dengan
respon atau tanggapan yang diberikan oleh pebelajar. Tokoh-tokoh dalam Teori Behaviorisme antara lain Edward Lee Thorndike, Ivan Petrovich Pavlov, B.F
Skinner, Edwin Ray Guthrie, John Watson, Clark L. Hull, Albert Bandura
Teknologi dapat
membantu guru dan murid dalam mencari atau mengecek untuk meningkatkan
pemahaman secara real time. Selain itu juga alat teknologi yang digunakan dapat
meningkatkan akses dalam pencarian sumber-sumber belajar yang dibutuhkan oleh
pendidik dan murid. Lumsdaine (1964, h. 373) berpendapat bahwa ilmu perilaku
khususnya teori belajar, merupakan ilmu yang utama untuk mengembangkan
teknologi pendidikan. Bahkan Deterline berpendapat bahwa teknologi pembelajaran
merupakan aplikasi teknologi perilaku, yaitu untuk menghasilkan perilaku
tertentu secara sistematik guna keperluan pembelajaran (1965, h. 407)
Teori belajar
behavioristik sudah menghasilkan banyak desain pembelajaran dan memberikan
pengaruh terhadap praktik pembelajaran serta penggunaan perangkat pembelajaran.
Salah satu pengaruh teori behaviorisme dalam desain pembelajaran adalah
lahirnyaformula pembelajaran kemahiran
(mastery learning), yang menekankan pada pembelajaran tuntas. Dengan
diterapkannya stratergi belajar tuntas (mastery learning) siswa ditutun untuk
aktif agar kegiatan belajar tuntas dapat tercapai.
Adapun
aktivitas-aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
belajar tuntas (mastery learning) adalah siswa memperhatikan penjelasan materi
yang disampaikan dengan menggunakan video pembelajaran, siswa mencatat materi
yang disampaikan dengan menggunakan video pembelajaran, siswa bertanya mengenai
materi yang disampaikan, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru mengenai
materi yang disampaikan, Aktivitas-aktivitas tersebut, merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh siswa dengan menggunakan strategi belajar tuntas (mastery
learning).
Bentuk lain dari
pengaruh teori behaviorisme adalah pembelajaran terpogram. Program learning
atau pembelajaran yang sudah terprogram akan menciptakan penyajian materi yang
sudah diprogram sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan siswa. Untuk menerapkan
programmed learning dibutuhkan teaching machine atau mesin pengajaran untuk
menccptakan penyajian materi yang sudah terprogram